- What Goes Around, It Comes Around -
Beberapa hari yang lalu aku jadi mc di salah satu birthday klien kantor. Anak ini berumur 11 tahun. A girl, quite beautiful, cukup kaya, temannya banyak, sepertinya anak ini cukup disenangi sama teman-temannya. Menurut mata saya cukup melihat...
Sebelum acara puncak dimulai, aku yg bertugas sebagai mc harus tahu profil dari yang berulang tahun sekarang. Panggil saja dia Asha, kutanya umurnya berapa. Dari awal kutanya namanya dia agak malas fokus menjawab, malahan tatapan matanya seakan merendahkan aku. Tapi aku sih masak bodoh, she's only a girl. A kid, jadi nggak usah merasa tersisihkan/tersinggung sama sikapnya. Nggak menyerah, aku masih mencoba akrab sama Asha, sampai-sampai aku bilang aku serius bertanya. Akhirnya dia menjawab walau malas-malasan juga.
Dan saat acara puncak dimulai, aku yang berlaku sebagai mc, master of ceremony merasa harus mengajak si 'tuan putri' Asha ini untuk maju ke depan, karena sebentar lagi adalah perayaan seperti tiup lilin & pembacaan doa. Saat Asha ku ajak ke depan panggung, dia berkali-kali memutar bola matanya, malas dan nggak kooperatif sama sekali. Sebelum acara tiup lilin pun, Asha berkali-kali mengeluh "Iyuuhh!" kepada teman-temanku. Apalagi saat aku tepat berada di sebelahnya, nggak cuma "iyuuh" yang kuterima, kata-kata merendahkan lainnya seperti "males banget", "nggak banget", "apa-apaan sih?!" itu kuterima.
I'm okay, nggak akan aku ambil hati, she's just another cranky & F client yang pernah kuladeni.
Akhirnya seluruh sahabat, keluarga, dan cowok yang ditaksirnya sudah naik ke atas panggung. Sebelum acara tiup lilin dan doa dimulai, aku bertanya kepada para teman-temannya. Dan rata-rata mereka semua mengucapkan hal yang sama "Happy birthday Asha, semoga makin cantik selalu yaaa".
I wish at that moment ada gitu yang bilang ke Asha, "Happy birthday Asha, kecantikan yang kamu sombongkan sekarang ini bisa kau terima akibatnya di masa depan." HA!
No, it was me.
Okay, berhenti disitu. Karena pada kelanjutannya aku berpikir mereka yang mengucapkan selamat kepada Asha bukanlah teman. Melainkan BABU.
D'ya guys understand? Teman-teman yang sebenarnya tulus menyukai Asha, karena cantik, kaya, diundang ke ulang tahunnya yang "hits" di sekolah adalah suatu tanda "beli" teman. Asha ini sombongnya luar biasa, memang dia cantik, bahkan tercantik dari semua teman-teman perempuan yang diundangnya. Tapi yakin deh, Asha sendiri emang mau temanan sama mereka? Kenapa aku tulis begini, bukan karena aku sok tahu, tapi aku tahu dari segala tingkah Asha yang sebenarnya yang nggak suka, tapi ketika Asha diberi ucapan selamaat, wajahnya seakan bilang, "more and more and more you said I'm pretty and beautiful." FUCK!
Well, pada akhirnya aku sendiri yang merasa kesal, karena aku tahu kondisi yang menyebalkan, bahkan harus berada di tengah-tengah kondisi seperti itu. Rasanya kesal ingin memberi tahu kepada teman-teman Asha bahwa "Hey, buka mata kalian. Sebenarnya Asha nggak peduli sama kalian. Yang ia pedulikan hanyalah pujian kecantikan dirinya dan sanjungan-sanjungan berlebih, sehingga dia akan selalu merasa menjadi Princess di antara kalian semua."
I'm just an outsider, nggak berhak untuk kasih tahu itu kepada mereka. Biar saja mereka yang akan merasakannya pad efeknya di masa depan. Tidak mengancam, tapi kehidupan berputar. Sekarang kamu yang dipuja-puja, Sha, suatu hari nanti saat kamu dewasa kamu akan kaget karena teman yang dahulu kamu lecehkan bisa melesat menyaingi yang kamu panggil "popularitas". What goes around, it comes around.
Cerita tentang Princess Syndrom ini masih akan berlanjut kepada kisahku selanjutnya dalam #ANTIPRINCESSMOVEMENT
Thx-
Love, @quirkyjelly
Hei Jelly, suka banget sama postingan yg ini..
ReplyDeleteDitunggu postingan selanjutnya;D *penasaran
wow! makasiii fransiska :D
DeleteYap, selanjutnya akan saya tulis, tapi masih draft... hahaaa...
thx for your compliment :))
Like it :)
ReplyDelete