May 24, 2012

Semua Tak Biasa

Semua tak biasa. Apa yang kamu rasa selama ini hanyalah perasaan yang dangkal. 

Semakin dewasa jenis-jenis perasaan ini semuanya bercabang. Terpecah. Bahkan terbalik dari kenyataan.
Dulu kita hanya mengenal senang, sedih, marah, tangis..... Emosi ini hanyalah berputar-putar sesuai dengan apa yang kita rasa. Kita terjatuh, kaki kita terluka, maka kita menangis. Kita mendapat hadiah di hari ulang tahun kita bahagia. Kita gagal mendapatkan apa yang kita dapatkan maka kita sedih. 

Beranjak kita dari umur dekade awal menuju dekade kedua pertengahan remaja. Emosi dasar ini semakin terpecah dan beranak. Senang kita mulai berbeda dengan dahulu kali pertama kita tahu tentang senang. 

Cinta. 

Cinta ini masuk ke segala emosi dasar. Senang, sedih, marah, tangis.... Mengobrak-abrik segala remuk redam tumpah ruah perasaan di dalam jiwa. Sesuatu asing yang 'rusuh bergemuruh' saat kita rasakan Cinta itu datang dan pergi. Apa maumu?! Pergi dan datang sesuka hati tanpa aku minta?! 

Galau.

Belasan akhir sampai 20 awal. Semrawut. Kusut. Benang itu sebenarnya lurus-lurus saja. Hanya saja terkadang kita suka mengurutkannya dari ujung benang, lalu kita coba rapikan, tapi nihil. Kusut semua, seperti kala kita hadapi masalah. Niat awal mencoba benar dan selesai tapi yang ada kita seperti terlena akan segala keterpurukan yang..... sebenarnya masalah itu KELAR!! tapi kita demen untuk berlama-lama dan SENG-SA-RAAA...... Galau- bimbang-goyah-ombang ambing- lalu MABUK! Mabuk kepayang bersama masalah yang semrawut!

PIAS.

Aku mungkin berada dalam masa ini. Aku, bukan kamu dan kita. Masa ku. Menuju dekade ke 3.
Aku pias dalam menghadapi segala. Aku kebingungan. Bukan bingung jati diri. Emosi. Bukan lagi emosi primer yang kupunya. Kepalsuan. 

Emosi palsu. Semua memilikinya. Aku senang tapi sebenarnya aku marah. Aku marah tapi aku senang. Aku sedih tapi aku tertawa. Dan segala tangisan itu luar biasa palsu. Terkadang... Tidak sering. Tidak berarti benar. Tapi tangisan itu sandiwara.
Aku bisa saja benci kepada seseorang. Tapi aku tidak serta merta tunjukkan wajah benci kepadanya. Aku bisa berteman dengan orang yang kubenci. Bisa bergaul biasa dengan dia tanpa harus bermusuhan. Atau juga kebalikannya.
Aku bermusuhan dengan teman terbaik. Bermusuhan bukan karena dia mengecewakan aku, oh tidak. Bisa saja aku yang mengecewakan temanku. Tapi aku masih bisa berteman baik dengan dia, tapi tidak bisa. Dia musuhku. Tidak bisa kutemani dan berkawan dengannya.
Aku cemburu. Cemburu dengan seseorang yang tidak tahu apa yang bisa kucemburui darinya. Entah hal baik atau hal buruk darinya yang kucemburui. Tapi aku tidak bisa menyukainya. Ada rasa kernyit dalam hati ketika seseorang itu melakukan atau membuat seseuatu yang jelas membuatku cemburu. Tapi aku tidak utarakan, aku hanya berpura-pura, bagaikan tiada apapun dalam denyut hati ini..... Bilamana sebenarnya aku  cemburu. Aku cemburu dan aku palsukan dalam keceriaan. Ceria yang palsu.

Sampai dimana di titik aku tidak punya sesuatu.
Sesuatu rasa...... Aku manusia kan? seharusnya punya emosi. Tapi jadinya terlalu semrawut kusut amburadul semua emosi itu tiada.

Aku zombie. Semua tak biasa.


No comments:

Post a Comment

Hai. Komentar disini ya :) Makasihh